“Siapa kau? Kau berbeda dari ku! Aku lebih baik dari mu! Kau mengambil kekuasaan ku! Ini daerah ku!
Pergi kau! Kau buruk!“
Asumsi negativ semakin liar dan menjadi – jadi menghantui hati dengan
segala ketakutannya, ia mengangap yang
berbeda sebagai ancaman bahkan musuh yang harus dilawan. Asumsi negativ itu bergejolak hebat di dalam dada. Kemudian diterjemahkan menjadi tindakan negativ sebagai bentuk perlindungan diri dari segala ketakutan
dan ancaman . Ironisnya ketakutan dan ancaman itu diciptakan sendiri.
„ Mengapa engkau begitu? Apa
aku buruk?mengapa engkau menilaiku dari penampilan ku saja? Apa perbedaan ku
dengan mu ini membuatku menjadi rendah dari mu? Hey! Kelahiran tidak bisa
memilih!
Pertanyaan itu terus berkembang di pikiran si korban yang menjadi objek dari tindakan
negative.Sialnya korban terkadang kerap terjerat atau mempercayai konstruksi budaya yang sengaja dibuat untuk merendahkan derajat dan martabat si korban demi kepentingan sang pelaku. Si korban yang sadar akan hal tersebut akan berontak menuntut kesamarataan hak dan mendobrak konstruksi budaya itu. Namun, bagi yang tidak menyadari hal tersebut mereka akan menerimanya sebagai takdir yang pahit dan menyedihkan.
Konflik muncul sebagai tanda perlawanan akan perihnya hati dan kekecewa yang mendalam. Peperangan saling menjatuhkan dan beradu keunggulan membuat perbedaan sebagai sumber bencana. Para ilmuan turut meramaikan atau menjadi pemicu peperangan itu dengan mengeluarkan teori yang bersifat subjektif mencari perbedaan - perdaan dengan tujuan memperkuat konstruksi budaya akan rasis. Namun di sisi lain ada sebagian ilmuan yang mengahasilkan teori yang menyatakan bahwa begitu banyak persamaan dibandingkan perbedaan antar ras manusia. Ya jadi teori mengenai rasis pun sifatnya relatif. Maka dari itu jika kita lihat lebih dalam semua ini berawal dari asumsi
negativ. Jadi segera hilang dan enyahkan segala asumsi negativ yang membawa bencana. Mengapa
harus mempermasalahkan perbedaan yang diciptakan sendiri? Hancurkan segala pandangan yang membeda – bedakan ras karena
kita ini sama, kita ini satu!
Asumsi itu menjadikan ras sebagai tameng untuk melancarkan aksinya.Tameng yang bertujuan untuk kepentingan tertentu seperti penjajahan,perbudakan dan pengkalisifikasian strata sosial. Ras,ciri fisik yang tampak pada manusia, merupakan pemberian dari Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat keberadaannya. Di dalam perebedaan sejatinya akan selalu ada persamaan begitu juga sebaliknya, hal ini bagaikan 2 sisi mata uang yang berbeda. kedua sisi mata uang itu ada untuk saling melengkapi bukan untuk dibeda –bedakan. Perbedaan yang menyatu dan saling melengkapi itu layaknya pelangi yang memiliki warna berbeda - beda namun tetap bersatu padu memancarkan kemilau warna yang memesona.
Setiap Ras memiliki keunggulan masing2 yang tidak ingin disamakan oleh ras yang lebih rendah.. banyaknya Kesamaan itu akan tertutup dengan sedikitnya perbedaan.
BalasHapusUntuk itu hati hati manusia harus ditumbuhkan dengan rasa persaudaraan yang saling melindungi dan menyayangi antar sesama manusia dan sesama makhluk Ciptaan Allah SWT.
nice info bro
BalasHapushmmm
BalasHapusbisa..bisaa..