Puncak dari pesta demokrasi rakyat Indonesia semakin dekat. Berita akan kedua kandidat begitu deras di media masa. Keberpihakan beberapa media terhadap salah satu kandidat pilpres pun semakin terbaca oleh publik , baik dari penyajian berita yang tidak objektif dan berimbang ataupun terlibatnya pemilik media tersebut sebagai tim sukses. Hal itu membuat penikmat produk media mulai skeptis & terprovokasi akan banyaknya informasi yang disajikan oleh berbagai macam media .
Lantas bagaimana dengan sikap koran harian KOMPAS dalam
menjaga keobjektivitasan beritanya? Pada acara pelatihan dan seminar "
Pemilu &Peran media " disegelarakan oleh Kompas Kampus di Bandung
(12/09/14). Pada sesi tanya jawab saya
berkesempatan untuk melontarkan pertanyaan tersebut kepada Budiman Tanurajo, wakil pemimpin redaksi harian Kompas,
Sumber : @bem_unpad |
Beliau
menjelaskan bahwasannya kompas
memberikan hak yang sama akan porsi berita & foto dari kedua kandidat
pilpres, selain itu hasil berita – berita yang masuk ke redaksi dianalisis oleh
litbang kompas yang bersifat independen dan juga adanya ombusman, pengawas
layanan publik, KOMPAS yang memberikan feed
back litbang.
Tidak
hanya dari dalam KOMPAS juga melakukan evaluasi dari pembaca melalui forum
pembaca kompas melalui email dan jejaring sosial. Lulusan teknik nuklir UGM tersebut juga menambahkan bahwa
media online merupakan salah satu indikator keobjektivitasan suatu media dari banyaknya komentar yang langsung diutarakan oleh pembaca dari berita yang diterbitkan.
Dan di akhir penjelasannya beliau menegaskan „ Independensi & objektiv
sebuah media itu bersifat relatif namun tetap adanya alat & pengontrolnya“. (
Fitriayu)
Komentar
Posting Komentar