Seperti yang kita ketahui tidak sedikit etnis cina di Indonesia berprofesi sebagai pedagang, pebisnis, baik mikro seperti memiliki usaha warung kelontong yang dapat kita temui di lingkungan sekitar kita maupun, perekonomian makro usaha atau bisnis dalam skala besar. maka, tidak lah heran jika Ada data yang menyebutkan bahwa jumlah etnis cina di Indonesia hanya 7 persen tetapi mereka menguasai hampir 70 persen perekonomian bangsa ini.
Sebelum lebih jauh
membahas falsafah perkonomian etnis cina di Indonesia, sebaiknya kita memahami
dulu apa pengertian dari falsafah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
falsafah adalah anggapan, gagasan, pandangan hidup dan sikap batin yg paling
dasar yg dimiliki oleh orang atau masyarakat;, dan etnis cina yaitu warga asing telah menjalin kontak dengan
nusantara sejak lama, jauh sebelum kolonialisme Portugis merambah Nusantara. jadi
falsafah perekonomian etnis cina di Indonesia yaitu pandangan hidup dan sikap
batin yang paling dasar yang dimiliki etnis cina di bidang perekonomian di
Indonesia.
Awal kedatangan orang cina di Indonesia
Kedatangan orang cina di Indonesia
telah terjadi sejak abad ke 15 ,terdapat banyak faktor yang menyebabkan mereka mendatangi Nusantara,
awal dari Indonesia, bahkan ketika belanda menguasai nusantara kedatanagnnya
pun masih berlangsung, berikut faktor – faktor yang menyebabkan orang – orang
cina datang ke nusantara:
·
- Mencari kehidupan yang lebih baik
Orang
cina sudah lebih dulu datang ke nusantara sebelum orang – orang eropa datang,
hal itu dapat dibuktikan dari peningalan – peningalan kuno yang ada di beberapa
kerajaan – kerajaan yang ada di nusantara pada masa lampau seperti kerajaan
Airlangga, Majapahit dan Sriwijaya.
Dari
berbagai wilayah Nusantara yang didatangi oleh orang – orang cina, mereka
memiliki tujuan yang sama yaitu, mencari kehidupan yang baru dan lebih baik,
lantas mengapa mereka memilih nusantara sebagai tujuan migrasinya? Singkat saja
karena mereka berangapan segala yang mereka cari ada di nusantara seperti tanah
yang subur dan penduduknya yang hidup damai, kedua hal tersebutlah, yang tidak
mereka dapati di negara asal mereka yang pada saat itu sering terjadi
peperangan dan tanah yang tandus. Maka dari itu, sebagian dari orang cina yang
datang ke Indonesia berkeinginan untuk menetap dan tidak ingin kembali ke
negara asal mereka.
·
- Pedagangan
Cina
mengalami zaman keemasan di bidang pertanian dan kerajinan tanggan pada masa dinasti Ming memerintah (1368 –
1648) yang mana hasil produksi di 2 bidang tersebut seperti kain sutra,
porselin dan besi. Mendorong cina untuk memasarkan hasil – hasil produksinya ke
berbagai wilayah di Dunia termaksud di wilayah Nuasantara dan ditukar dengan
barang – barang lainya yaitu rempah – rempah, wangi – wangian, dsb. Maka faktor
perdaganagn itulah yang menjadi gelombang kedatangan orang – orang cina dari
Yuan ke Nusantara.
Pada masa
dinasti Mig juga terjadinya ekspedisi laksamana Cheng ho, yang mana ia melakukan
ekspedisi ke 40 negara dan sempat singah sebanyak 7 kali di pulau jawa dan
laksamana Cheng ho menemukan permukiman – permukiman pedagang cina di pantai
utara, yang mana pedagang – pedagang cina tersebut memiliki peranan penting
sebagai pemula dan pendorong usaha di berbagai bidang kegiatan ekonomi.
·
- Zaman hindia Belanda
Sejak tahun 1600
an terjadi imigrasi besar – besaran orang cina ke Nusantara, pemerintah hindia
belanda sengaja mendatangkan mereka guna pengisian sektor – sektor jasa kota
Batavia, yang mana pada saat itu mengalami kekurangan SDM, selain itu orang –
orang cina tersebut dikerahkan untuk berkerja sebagai kuli kontrak di tambang
timah dan batu bara serta perkebunan karet di Sumatra, namun lambat laun
keturunan mereka ada yang terjun ke dalam perdagangan dan tidak sedikit dari
mereka yang menjadi kaya dan penuh inisiatif melakukan usaha di bidang
pertanian dan perkebunan.
Falsafah di bidang perekonomian
Setelah mengetahui
alasan – alasan kedatangan orang cina ke Indonesia, sekarang saatnya kita
membahas falsafah – falsafah perekonomian
etnis cina di Indonesia, agar kita dapat mengetahui alasan dari unggulnya etnis
cina di Indonesia di bidang perdagangan, berikut falsah – falsafahnya.
·
Kerja keras tanpa kenal lelah
menjadi ciri dari orang Cina yang mengakibatkan mereka unggul dari yang lain,
hal tersebut didasari oleh filsafat Cina yang berbunyi seperti : "Hiduplah
nikmat, maka nanti kau akan sengsara. Orang-orang yang sukses dibentuk dari
kehidupan yang sulit". Jadi dalam berusaha, banyak pengusaha yang awalnya
bersusah susah dahulu, kemudian baru ketika sudah kaya mulai berani
bersenang-senang.
·
Selanjutnya ada juga ungkapan
seperti : "Orang Cina bisa berdagang di kampung Melayu, tetapi orang
Melayu belum tentu bisa berdagang di kawasan orang Cina", salah satu sebab
adalah mereka lebih cincai, fleksibel, lebih ramah dan lebih menjaga
"nama", karena mereka berpikiran jauh kedepan, bahwa kepercayaan
adalah modal yang tak terbatas dalam bidang dagang.
·
Menurut Ann Wan Seng, pengusaha
Cina, orang Cina adalah bangsa yang totalitas
orang Cina selalu menginginkan perubahan secara total, maka hijrah
adalah sebuah keharusan. " Orang itu harus hijrah bukan saja secara fisik
melainkan juga mental, jiwa, dan mendekatkan diri pada-Nya."
Konfusius percaya bahwa masyarakat yang ideal hanya bisa di bentuk oleh orang-orang yang berpengetahuan. Ia berkata pengetahuan itu terdiri atas lima langkah :
• Pertama, pelajarilah secara meluas
• Kedua, bertanyalah secara cermat
• Ketiga, berpikirlah secara seksama
• Keempat, saringlah secara jelas
• Kelima, jalankanlah secara sungguh-sungguh
Kelima prinsip pengetahuan itu jika diaplikasikan dalam sebuah perencanaan
bisnis akan menghasilkan sebuah perencanaan dahsyat yang tentu saja akan
menghasilkan kesuksesan, seperti yang umum kita lihat pada bisnis-bisnis etnis
Tionghoa.
Melihat pada ajaran Konfusius, pengetahuan berguna apabila memilki pengaruh
pada kehidupan seseorang. Proses berpengetahuan seperti itu memnag memerlukan
di siplin yang tinggi. Bukan sekedar pengetahuan untuk mengetahui melainkan
untuk kegunaan yang bermanfaat bagi kehidupan, pergaulan yang bermartabat,
serta jalan keutamaan.
·
Tujuan ideal Konfusianisme adalah
menjadi seorang yang berbudi mulia dengan berpegang teguh pada prinsip
moralitas dan tidak sedikitpun meninggalkan perbuatan baik, bahkan tidak akan
berbuat sekedar untuk sesuap nasi.
Konfusius berkata, orang yang dapat mempraktikkan lima hal dimana-mana, di bawah langit, akan berwatak peramah dan penyayang. Kelima hal itu adalah sopan-santun, kemurahan hati, kepercayaan, kerajinan, dan keramahan.
Konfusius berkata, orang yang dapat mempraktikkan lima hal dimana-mana, di bawah langit, akan berwatak peramah dan penyayang. Kelima hal itu adalah sopan-santun, kemurahan hati, kepercayaan, kerajinan, dan keramahan.
·
Hubungan dengan orang lain menurut
Konfusius adalah kerja sama demi kehidupan yang damai dan bukan permusuhan.
Pengusaha keturunan Tionghoa pada umumnya sangat mementingkan jaminan masa
depan dan tempat berusaha yang aman dan tenang. Pola barat sangat menekankan
ketepatan laporan keuangan, neraca, laba rugi, sedangkan pengusaha China lebih
menekankan pada kepercayaan yang dalam terhadap integritas yang terdapat dalam
diri seseorang. Dengan kata lain pertimbangan dalam hubungan pribadi sangat
menentukan walaupun proses ini memakan watu lama.
Sumber:
·
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/1981133-rahasia-kekayaan-orang-orang-cina/#ixzz29kbfgKwG
http://pedemunegeri.com/tulisan/detail/1161/sedikit-cerita-tentang-rahasia-bisnis-orang-cina-yg-bisa-kita
http://pedemunegeri.com/tulisan/detail/1161/sedikit-cerita-tentang-rahasia-bisnis-orang-cina-yg-bisa-kita
·
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital_126015-RB06P31e-Etika
Bisnis-pendahuluan.pdf
Komentar
Posting Komentar